Meta deskripsi: Memiliki startup di era digital ini
bukanlah hal yang mudah. Untuk mempertahankannya, dibutuhkan
pengelolaan keuangan yang bijak.
Sumber : technology-indonesia.com
Setiap perusahaan yang tidak bisa melakukan pengelolaan finansial pasti akan berakhir dengan kebangkrutan. Begitu pula dengan startup.
Meskipun secara fisik perusahaan ini berbeda dengan jenis usaha
konvensional lainnya, tetapi prosedur dan pengelolaannya tidak jauh
berbeda dengan kebanyakan perusahaan.
Inilah mengapa, mengelola sebuah startup terutama soal keuangannya bukanlah hal yang bisa dianggap sepele. Lalu, bagaimana cara mengelola keuangan startup yang bijak dan tepat? Berikut ulasannya:
1. Pisahkan rekening pribadi dan perusahaan
Sumber : Banksentral.com
Salah satu kesalahan yang sering dilakukan oleh pengusaha startup
adalah menggunakan rekening pribadi untuk transaksi bisnis mereka.
Awalnya mungkin hal ini tidak akan terlalu memengaruhi arus keuangan
perusahaan, tapi jika diteruskan, akan ada kerancuan terhadap keuangan
pribadi dan perusahaan.
Apalagi jika pihak pajak tahu bahwa Anda masih menggunakan rekening
pribadi. Setiap transaksi yang terjadi pasti akan dikenai pajak, tidak
peduli apakah dana tersebut milik pribadi atau perusahaan. Karena
itulah, untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, usahakan untuk
membuat rekening khusus perusahaan.
2. Bayar kewajiban pajak secara tertib
Sumber : Kaltim.prokal.co
Banyak yang belum mengetahui bahwa startup memiliki kewajiban perpajakan yang sama seperti UMKM
atau perusahaan konvensional lainnya. Jadi, jika ingin kondisi keuangan
lancar tanpa kendala, sebaiknya tunaikan kewajiban pajak secara tertib.
Untuk startup, pajak yang diberlakukan adalah PPh sebesar 1% dari pendapatan bersih jika pendapatan di atas 4,8 miliar, dan PPN.
Pembayaran pajak bisa dilakukan saat SPT Tahunan atau setiap bulan
melalui bank-bank yang telah ditunjuk. Untuk perhitungan pajaknya
sendiri, ada beberapa pedoman yang bisa dijadikan acuan, atau Anda bisa
menggunakan jasa pengelolaan keuangan seperti Finata.
3. Hindari penambahan karyawan
Sumber : Sleekr.co
Kebiasaan “buruk” lain pengusaha startup adalah melakukan
penambahan karyawan secara berkala tanpa mempertimbangkan untung rugi
perusahaan di masa yang akan datang. Berbeda dengan perusahaan biasa, startup tidak membutuhkan banyak karyawan untuk memastikan bisnis tetap berjalan.
Jika Anda baru memulai, rintislah perusahaan dengan 2 atau 3 karyawan
yang mampu menjalankan beberapa tugas sekaligus untuk menghemat keungan.
Karena biasanya, pada awal pendirian startup berfokus pada peningkatan value sehingga cash flow-nya minimal.
4. Gunakan jasa pengelola keuangan
Sumber : mag.co.id
Jika Anda merasa kurang ahli dalam mengelola keuangan UMKM atau startup, gunakan jasa pengelola keuangan Finata yang menyediakan software untuk membantu mengatur finansial perusahaan. Perangkat lunak yang disediakan Finata berbasis web, sehingga penggunanya bisa mengakses dari mana dan kapan saja.
Selain mengelola keuangan, Finata juga mampu mendiagnosis kesehatan
finansial perusahaan, membuat pembukuan atau akuntansi, dan membantu
proses penghitungan sekaligus pembayaran pajak. Menarik, bukan?
Jadi, sudah tahu bagaimana mengelola keuangan startup secara bijak? Jika tertarik menggunakan jasa pengelola keuangan Finata, Anda bisa mengunjungi situsnya di sini. Semoga sukses.
Ayo buruan!!
pakai finata
software diagnosis keuangan
bisnis aman hidup nyaman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar